Pentingnya Merapikan Mainan
Bermain adalah kegiatan sehari-hari anak. Bermain tentunya dapat lebih mengasikkan ketika menggunakan alat permainan (baik itu mainan yang dibeli ataupun mainan dari benda-benda yang ada di sekitar rumah). Setelah bermain, tak jarang anak akan meninggalkan begitu saja mainan mereka, sehingga orangtua atau pengasuh lah yang akan merapikannya. Padahal, merapikan atau membereskan mainan bisa memberikan manfaat sangat banyak untuk anak. Yuk kita lihat apa saja manfaatnya!
1. Motorik
Di usia sekitar 1 tahun, anak diharapkan memiliki kemampuan motorik halus berupa memasukkan benda ke dalam cangkir. Karena biasanya sebelum usia 9 bulan, anak cenderung mengambil benda dan memegangnya erat. Di atas usia 9 bulan, barulah anak belajar untuk melepaskan genggamannya tersebut. Kegiatan merapikan mainan atau memasukkan mainan kembali ke wadahnya, dapat menjadi sarana untuk melatih kemampuan motorik halusnya ini. Untuk anak yang sudah lebih besar, merapikan mainan dan mengembalikan ke rak atau lemarinya, dapat membantu ia menstimulasi otot-otot tangan dan lengan. Dengan mengangkat kotak mainan yang agak berat, menaruhnya di tempat yang seharusnya, atau memindahkan kotak mainan, anak dapat melatih otot-otot lengan agar lebih kuat. Nantinya otot-otot tangan dan lengan ini sangat bermanfaat ketika anak belajar menulis di sekolah.
2. Kognitif
Ketika merapikan mainan, anak perlu berpikir dan memilah mainan mana akan masuk ke dalam kotak yang mana. Disini anak belajar tentang pra-matematika, yaitu mengelompokkan benda. Misalnya anak bermain balok yang digabungkan dengan mobil-mobilan, ia perlu mengelompokkan balok untuk masuk ke kotak balok dan mobil-mobilan masuk ke kotak mobil-mobilan. Tanpa perlu dengan sengaja kita menyiapkan bahan permainan untuk stimulasi ini, anak secara tidak langsung mendapatkan manfaatnya. Siapa sangka merapikan mainan juga ternyata dapat mencerdaskan anak!
3. Rutinitas
Setiap anak membutuhkan rutinitas dalam keseharian. Rutinitas membuat anak nyaman dan mampu berkembang dengan optimal di lingkungannya. Dalam bermain, anak juga perlu memiliki rutinitas yang baik, yaitu memilih permainan yang ingin dimainkan, memainkan mainan, dan merapikan kembali mainannya. Sering kali anak hanya melakukan dua rutinitas awal, tetapi ia tidak melakukan rutinitas terakhir (merapikan mainan). Hal ini membuat siklus bermain anak tidak selesai. Setiap orang membutuhkan suatu siklus kegiatan yang selesai sebelum memulai suatu siklus kegiatan lainnya. Apabila anak tidak terbiasa merapikan mainan dan menyelesaikan kegiatannya, anak akan cenderung mudah untuk beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain tanpa menyelesaikan apa yang sudah mereka mulai.
4. Tanggung Jawab
Dengan merapikan mainannya sendiri, anak juga belajar mengenai tanggung jawab. Bahwa apa yang sudah mereka mulai, perlu diselesaikan. Di awal-awal, pasti masih memerlukan bantuan orangtua untuk mengingatkan, tetapi semakin lama anak akan mulai terbiasa. Diharapkan ketika anak mulai terbiasa bertanggung jawab terhadap benda miliknya sendiri sedari dini, ia pun akan tumbuh menjadi seorang yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan kehidupannya.
Ternyata dari hal yang terlihat sepele, ada cukup banyak manfaat yang didapat anak dari merapikan mainannya sendiri. Bagi orangtua, hal ini tentu saja memberi manfaat, setidaknya tugas merapikan kamar bermain anak tidak perlu lagi kita yang melakukan, jadi lebih banyak waktu yang bisa kita luangkan untuk waktu berkualitas dengan keluarga. Enjoy!
Sumber: http://rumahdandelion.com